Kasus keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan tajam di Bandung Barat, memicu keprihatinan masyarakat.

Dalam rentang waktu 22 September hingga 15 Oktober 2025, tercatat lebih dari 1.700 siswa dan guru mengalami keracunan setelah mengonsumsi menu MBG. Kejadian ini menimbulkan keprihatinan serius terkait keamanan dan pengawasan dapur penyedia MBG yang menjadi sumber makanan bagi pelajar dan tenaga pengajar.
Berikut ini rangkuman berbagai informasi menarik lainnya dan relevan yang bisa menambah wawasan Anda ada di Info Kejadian Bandung.
Rangkaian Kasus Keracunan di Bandung Barat
Dalam sebulan terakhir, lima kasus keracunan MBG terjadi di empat kecamatan berbeda di Bandung Barat. Korban yang terdampak tidak hanya siswa, tetapi juga para guru yang menikmati menu MBG yang sama. Beberapa sekolah dilaporkan mengalami penurunan kehadiran siswa akibat kondisi kesehatan yang buruk setelah menyantap MBG.
Keracunan massal ini diduga berasal dari makanan basi yang tidak layak konsumsi. Contohnya di SMP Negeri 1 Cisarua yang korban keracunannya mencapai 115 siswa setelah makan ayam kecap yang diduga sudah basi. Gejala seperti pusing, mual, dan muntah tampak pada sebagian besar korban segera setelah konsumsi makanan tersebut.
Dalam situasi ini, sekolah dan dinas kesehatan setempat bekerja cepat menyediakan ruang penanganan darurat bagi korban. Namun, jumlah korban yang besar menunjukkan perlunya pengawasan yang lebih ketat untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Tindakan Pemkab Bandung Barat Dan Penetapan KLB
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat merespons serius kejadian keracunan massal ini. Pemkab menetapkan kasus keracunan MBG di Kecamatan Cipongkor sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk mempercepat penanganan dan pelayanan medis bagi korban. Sejumlah korban telah dirawat intensif dan sebagian sudah dapat dipulangkan setelah kondisi membaik.
Dapur penyedia MBG di Cipongkor dihentikan sementara untuk investigasi. Pemerintah juga berencana melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh Sentra Penyedia Pangan Gizi (SPPG) di wilayah tersebut. Dari data awal, masih terdapat sekitar 85 dapur MBG yang belum memiliki sertifikasi kesehatan, sehingga berpotensi menjadi sumber risiko keracunan lainnya.
Bupati Jeje Ritchie Ismail menegaskan pentingnya sertifikasi dan standar keamanan pangan agar makanan yang disediakan untuk siswa aman dan layak konsumsi. Langkah-langkah ini diharapkan bisa menekan jumlah korban dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap program MBG.
Baca Juga: Pembobol Tempat Gadai, Katapang Bandung Ditangkap Polisi Bukti Diamankan
Dampak Luas Keracunan MBG Dan Perluasan Kasus

Kasus keracunan MBG ternyata tidak hanya terjadi di Bandung Barat, melainkan mencakup berbagai wilayah di Indonesia dengan jumlah korban terus bertambah. Data terkini menunjukkan total korban keracunan MBG hingga 12 Oktober 2025 mencapai lebih dari 11.500 anak di berbagai provinsi.
Jawa Barat menjadi episentrum dengan korban tertinggi, yakni mencapai 4.125 orang. Provinsi lain seperti Jawa Tengah, DIY, dan Nusa Tenggara Timur juga mengalami lonjakan signifikan. Bahkan korban kini tidak hanya sebatas pelajar, tetapi juga guru, balita, ibu hamil, dan anggota keluarga yang terpapar.
Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran serius akan kualitas pengelolaan program MBG dan perlunya evaluasi menyeluruh agar kesehatan anak-anak dan pihak terkait tidak terus terancam. Pemerintah pusat dan daerah diharapkan segera bertindak tegas untuk memperbaiki sistem pengawasan dan distribusi pangan sekolah.
Langkah Penanganan Dan Upaya Perbaikan Yang Diperlukan
Penanganan keracunan MBG melibatkan koordinasi antara dinas kesehatan, pendidikan, dan penyedia dapur MBG. Pemerintah Bandung Barat sudah menyediakan pusat layanan kesehatan darurat di beberapa titik untuk merawat korban. Selain itu, investigasi penyebab keracunan terus dilakukan dengan mengambil sampel makanan untuk diuji.
Percepatan sertifikasi dapur MBG menjadi prioritas. Pengawasan ketat harus diterapkan agar dapur tidak hanya memenuhi standar gizi, tapi juga higiene dan sanitasi yang ketat. Edukasi kepada pengelola dan calon penyedia MBG juga perlu ditingkatkan secara berkelanjutan.
Penting bagi semua pihak untuk mengevaluasi secara komprehensif dan menyeluruh agar kejadian keracunan massal tidak berulang. Keselamatan dan kesehatan siswa sebagai penerima manfaat utama program MBG harus dijaga dengan sebaik-baiknya, demi masa depan generasi penerus bangsa.
Dapatkan update terkini, berita terpercaya, dan informasi pilihan tentang Bandung kami hadirkan setiap hari spesial untuk Anda, hanya di sini Info Kejadian Bandung.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari bandung.kompas.com
- Gambar Kedua dari bengkulu.antaranews.com