Posted in

Pedagang Sekitar Kampus Tel-U Bandung Jadi Korban QRIS Palsu

Sejumlah pedagang di kawasan Pujasera depan Telkom University (Tel-U), Jalan Sukabirus, Kabupaten Bandung, menjadi korban aksi penipuan melalui QRIS palsu.

Pedagang-Sekitar-Kampus-Tel-U-Bandung-Jadi-Korban-QRIS-Palsu

QRIS palsu ini ditempel di warung mereka oleh orang tak dikenal, yang diduga ingin mengalihkan pembayaran digital ke rekening pribadi.

Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya tentang seputaran Info Kejadian Bandung.

Modus Operandi Penempelan QRIS Palsu

Karna (37), salah satu pedagang, menjelaskan kronologi penipuan tersebut. “Awalnya enggak ketahuan karena yang jaga itu pegawai. Tapi bosnya curiga, kok enggak ada transaksi masuk. Pas dicek, ternyata QRIS-nya ditempeli barcode lain,” ujarnya.

Dari penuturan Karna, modusnya cukup sederhana tapi efektif pelaku menempelkan stiker QRIS palsu di atas QRIS asli milik pedagang. Dengan begitu, setiap pembeli yang memindai QRIS palsu, secara tidak sadar mentransfer uang ke rekening penipu, bukan ke pemilik warung. Para pedagang baru menyadari setelah memeriksa laporan transaksi yang tidak sesuai dengan jumlah pembeli di warung.

Kejahatan semacam ini menjadi peringatan bagi para pelaku usaha kecil untuk selalu memeriksa kode QRIS yang mereka pasang, terutama ketika lokasinya rawan akses publik atau sering dikunjungi orang asing.

Jumlah Korban dan Area Terkena

Setelah melakukan pengecekan satu per satu, Karna menyebutkan bahwa banyak warung yang menjadi korban. “Ternyata banyak juga yang kena. Mungkin belasan warung, sekitar 10 sampai 20 warung di area sini,” jelasnya.

Korban penipuan QRIS ini umumnya adalah warung kecil dan pedagang kaki lima yang mengandalkan transaksi digital sebagai sumber pemasukan utama. Area Pujasera Tel-U, yang ramai dikunjungi mahasiswa dan masyarakat sekitar, menjadi target empuk karena tingginya volume transaksi.

Kejadian ini diperkirakan terjadi pada Selasa, 30 September 2025. Pelaku diyakini melakukan aksinya pada saat warung sedang ramai agar QRIS palsu cepat digunakan oleh pembeli. Sayangnya, sebagian pedagang baru menyadari hal tersebut beberapa hari kemudian ketika laporan pendapatan harian tidak sesuai ekspektasi.

Baca Juga: Warga Bandung Antar Pasien Pakai Odong-Odong, Sorotan Pelayanan Desa Solokanjeruk

Reaksi Pedagang dan Media Sosial

Reaksi-Pedagang-dan-Media-Sosial

Kasus ini langsung menjadi viral setelah video dan foto QRIS palsu diunggah di Instagram. Banyak warganet yang memberikan komentar dan peringatan kepada pedagang lain untuk selalu waspada.

Para pedagang sendiri mengaku khawatir, terutama karena tidak semua pelanggan menyadari adanya perbedaan QRIS asli dan palsu. “Kami jadi takut kalau penipuan seperti ini bisa terjadi lagi. Sekarang setiap QRIS yang dipasang selalu kami periksa secara rutin,” ungkap Karna.

Viralnya kasus ini juga membuka diskusi publik mengenai pentingnya edukasi keamanan digital bagi pelaku usaha kecil. Selain itu, pedagang berharap pihak berwenang bisa menindaklanjuti agar pelaku bisa segera ditemukan dan korban tidak bertambah.

Tindakan Kepolisian dan Penelusuran Kasus

Kapolsek Dayeuhkolot AKP Triyono mengatakan pihaknya tengah menelusuri kasus ini. “Kami sudah melihat video viral itu dan sedang mengonfirmasi kejadian ke pemilik warung. Namun sejauh ini belum ada laporan resmi dari korban ke Polsek,” ujarnya.

Meski begitu, pihak kepolisian mengimbau pedagang yang menjadi korban untuk segera membuat laporan resmi agar kasus ini bisa ditindaklanjuti secara hukum. Polisi juga menyarankan agar masyarakat selalu memastikan QRIS yang dipindai berasal dari sumber terpercaya dan selalu memeriksa rekening atau laporan transaksi setelah pembayaran digital.

Langkah pencegahan lainnya termasuk memasang QRIS di tempat yang sulit dijangkau orang lain, melakukan pengawasan rutin, serta mengedukasi karyawan tentang ciri-ciri QRIS palsu.

Pelajaran dan Pencegahan Untuk Pedagang

Kejadian QRIS palsu di kawasan Tel-U ini menjadi peringatan bagi semua pelaku usaha yang mengandalkan pembayaran digital. Beberapa langkah pencegahan yang bisa diterapkan antara lain:

  • Cek QRIS secara rutin: Pastikan kode QRIS tidak ditimpa stiker lain atau rusak.
  • Edukasi karyawan: Ajari pegawai mengenali ciri QRIS asli dan palsu.
  • Pantau transaksi: Selalu bandingkan jumlah transaksi dengan jumlah pelanggan.
  • Gunakan QRIS resmi: Hanya gunakan QRIS dari bank atau penyedia resmi yang diverifikasi.
  • Lapor segera: Jika menemukan kecurigaan, segera laporkan ke pihak berwajib.

Dengan langkah-langkah ini, risiko penipuan QRIS dapat diminimalkan. Kasus di Pujasera Tel-U menjadi pengingat bahwa teknologi pembayaran digital memang memudahkan transaksi, tetapi juga memiliki risiko jika tidak diawasi dengan cermat.

Simak berita update lainnya tentang Bandung dan sekitarnya secara lengkap tentunya terpercaya hanya di Info Kejadian Bandung.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari tribunnews.com
  2. Gambar Kedua dari detik.com