Kegiatan study tour atau kunjungan belajar selama ini menjadi bagian menarik dari pengalaman belajar siswa di Indonesia.

Di Bandung, kebijakan wali kota Muhammad Farhan mengenai study tour justru berbeda dengan arahan gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Farhan tetap memperbolehkan kegiatan ini, dengan syarat tertentu yang harus dipenuhi agar tidak membebani orang tua dan tidak mengganggu prestasi siswa.
Artikel Info Kejadian Bandung ini akan menjelaskan lebih detail kebijakan Farhan dan bagaimana kebijakan ini berdampak pada pelajar, sekolah, dan sektor pariwisata Bandung.
Latar Belakang Larangan Study Tour di Jawa Barat
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang melarang pelaksanaan study tour bagi pelajar TK hingga SMP pada Mei 2025. Larangan ini dilatarbelakangi kekhawatiran bahwa study tour bisa memberatkan beban biaya bagi orang tua serta berpotensi mengganggu prestasi akademik siswa.
SE ini juga ingin menertibkan pelaksanaan study tour yang selama ini cenderung informal dan seringkali membebani siswa, termasuk ancaman penahanan ijazah bagi siswa yang tidak mengikuti kegiatan tersebut. Namun, kebijakan ini mendapat respons berbeda dari Pemerintah Kota Bandung.
Kebijakan Muhammad Farhan
Berbeda dengan Gubernur Dedi Mulyadi, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan memberikan kebijakan yang lebih longgar terkait study tour. Farhan memperbolehkan sekolah mengadakan study tour, baik di dalam maupun luar kota Bandung, dengan syarat kegiatan tersebut tidak bersifat wajib dan tidak berpengaruh pada nilai akademik siswa.
Ia menegaskan bahwa kegiatan study tour tidak boleh dijadikan syarat kelulusan atau dikaitkan dengan penilaian akademik. Jika sekolah mewajibkan siswa ikut dan mengaitkannya dengan nilai, maka sekolah tersebut melanggar aturan yang berlaku di Bandung. Dengan demikian, study tour hanya untuk menambah pengalaman dan wawasan saja tanpa paksaan dan beban nilai.
Selain itu, Farhan menekankan agar biaya study tour tidak memberatkan orang tua siswa. Jika ada yang tidak mampu membiayai, maka tidak perlu ikut serta. Kebijakan tersebut bertujuan supaya tidak ada diskriminasi dan anak-anak tetap bisa menikmati kegiatan ini secara sukarela.
Baca Juga: Viral! Telkomsel Resmi Memperluas Jaringan Hyper 5G di Bandung
Dampak Kebijakan Terhadap Sektor Pariwisata Bandung

Salah satu alasan utama Wali Kota Farhan mengizinkan study tour adalah pentingnya dukungan bagi sektor pariwisata yang sedang menghadapi tantangan serius. Study tour memberikan kontribusi signifikan terhadap penghasilan pelaku usaha wisata, seperti Saung Angklung Udjo dan pelaku UMKM yang terlibat dalam pariwisata edukatif tersebut.
Larangan study tour secara total akan berimplikasi negatif terhadap ekonomi lokal karena banyak usaha yang bergantung pada kedatangan rombongan pelajar. Oleh karena itu, Farhan memilih untuk membuka ruang bagi sekolah tetap menyelenggarakan study tour, dengan harapan ekonomi sektor pariwisata dapat terus berjalan serta memberi manfaat kepada masyarakat luas.
Kritik dan Tantangan Pelaksanaan Study Tour
Meski diizinkan, pelaksanaan study tour tetap menghadapi berbagai tantangan. Sering kali kegiatan ini disalahartikan sebagai kesempatan jalan-jalan biasa tanpa muatan edukasi yang bermakna. Banyak orang tua juga merasa terbebani akibat biaya yang tidak sedikit, sehingga menjadi persoalan sosial tersendiri.
Selain itu, tidak adanya aturan main yang jelas membuat tiap sekolah punya interpretasi berbeda tentang bagaimana study tour seharusnya dijalankan. Ada pula kekhawatiran adanya pungutan liar yang dikemas dalam biaya kegiatan ini, yang semakin memberatkan wali murid.
Penting bagi sekolah dan pemerintah kota untuk bersama-sama menetapkan pedoman dan pengawasan agar study tour benar-benar bersifat edukatif, terjangkau, dan tidak menambah beban maksimal bagi orang tua siswa.
Rekomendasi dan Masa Depan Study Tour di Bandung
Ke depan, kebijakan study tour di Bandung perlu disempurnakan dengan regulasi yang lebih jelas dan pengawasan ketat. Beberapa rekomendasi penting meliputi:
- Memastikan study tour bersifat sukarela dan tidak mengganggu prestasi akademik.
- Mendorong muatan edukasi yang jelas dalam kegiatan study tour agar lebih bermakna dan tidak hanya sebagai rekreasi semata.
- Mengatur aspek biaya agar tidak menjadi beban berlebih bagi wali murid dengan transparansi anggaran.
- Mendorong sinergi antara sekolah, pemerintah kota, dan pelaku usaha pariwisata agar koperasi mendukung kegiatan ini secara berkelanjutan.
- Mengadakan evaluasi rutin dan sosialisasi agar seluruh pemangku kepentingan memahami etika dan tujuan study tour yang sebenarnya.
Dengan kebijakan yang tepat, study tour dapat menjadi media pembelajaran yang efektif sekaligus penggerak ekonomi pariwisata di Bandung tanpa merugikan siswa maupun orang tua. Simak dan ikuti terus Info Kejadian Bandung agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang akan terupdate setiap hari.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar pertama dari www.suara.com
- Gambar kedua dari jabar.antaranews.com