Kebun Binatang Bandung, atau lebih dikenal sebagai Bandung Zoo, telah menjadi salah satu ikon wisata edukasi di Kota Bandung.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, lembaga konservasi ini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari konflik internal hingga masalah manajerial. Pada Maret 2025, Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT), yang dipimpin oleh John Sumampauw, mengambil alih pengelolaan Bandung Zoo.
Dalam waktu singkat, manajemen baru ini berhasil menunjukkan komitmen mereka terhadap tata kelola yang transparan dan akuntabel, salah satunya dengan menyetorkan pajak sebesar Rp 1,04 miliar kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dalam periode Maret hingga Juni 2025.
Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Bandung.
Latar Belakang Pergantian Manajemen
Sebelum pengambilalihan oleh YMT, Bandung Zoo mengalami dualisme kepengurusan yang memicu ketidakpastian operasional. Pemerintah Kota Bandung melalui Wali Kota Muhammad Farhan menegaskan bahwa jika konflik internal tidak dapat diselesaikan.
Pemkot akan mempertimbangkan untuk meninjau ulang izin konservasi yang diberikan kepada pengelola lama. Dalam konteks ini, YMT hadir dengan menawarkan solusi dan komitmen untuk memperbaiki kondisi yang ada.
Komitmen Manajemen Baru
Sejak resmi mengelola Bandung Zoo pada 21 Maret 2025, YMT menunjukkan keseriusan dalam menjalankan kewajiban perpajakan. Dalam kurun waktu tiga bulan, manajemen baru ini berhasil menyetorkan pajak sebesar Rp 1,04 miliar kepada Pemkot Bandung.
John Sumampauw, selaku Ketua Pengurus YMT, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menjadi wajib pajak yang taat dan menyadari sepenuhnya kewajiban mereka sebagai wajib pajak.
Baca Juga: Bandung Geger! Gudang Pil Setan Digerebek, 1,4 Juta Butir Siap Edar Disita
Dampak Pada Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Setoran sebesar Rp 1,015 miliar dari manajemen baru Bandung Zoo merupakan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung.
Pajak hiburan adalah salah satu komponen PAD yang penting, dan penerimaan dari sektor ini membantu pemerintah kota dalam mendanai berbagai kebutuhan pembangunan dan pelayanan publik.
Dengan setoran yang mencapai miliaran rupiah dalam waktu tiga bulan, ini menunjukkan bahwa Bandung Zoo memiliki potensi besar sebagai penyumbang PAD yang substansial. Pajak hiburan yang disetorkan oleh manajemen baru ini adalah standar pajak hiburan sebesar 10 persen.
Prospek dan Tantangan Bandung Zoo
Meskipun manajemen baru telah menunjukkan kinerja finansial yang baik dalam tiga bulan dengan menyetorkan Rp 1 miliar lebih ke Pemkot Bandung, prospek Bandung Zoo masih menghadapi tantangan.
Informasi bahwa manajemen baru tidak lagi memiliki akses untuk mengelola Bandung Zoo sejak pertengahan Juli 2025 menunjukkan ketidakpastian dalam pengelolaan di masa depan.
Ketidakpastian ini dapat berdampak pada operasional harian, pemeliharaan satwa, dan kualitas pengalaman pengunjung.
Fokus Pada Kesejahteraan Satwa
Di tengah dinamika manajerial, kesejahteraan satwa tetap menjadi prioritas utama. Namun, transisi kepengurusan yang berlarut-larut dan konflik internal sempat mempengaruhi kondisi satwa.
Sejak masuknya manajemen baru pada Maret 2025, tercatat ada tujuh satwa yang mati dan satu satwa mengalami stres. Geopix Asia, sebuah organisasi konservasi, menilai bahwa hak satwa terancam di tengah kekacauan manajerial Bandung Zoo.
Kesimpulan
Ke depan, diharapkan manajemen baru dapat terus memperbaiki kualitas pelayanan, meningkatkan fasilitas, dan menjaga keberlanjutan operasional Bandung Zoo.
Pemkot Bandung juga diharapkan dapat terus memberikan dukungan dan melakukan pengawasan untuk memastikan bahwa Bandung Zoo dapat beroperasi dengan baik dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Untuk update terbaru dan informasi lengkap seputar berbagai kejadian di Bandung, seperti bencana alam, kemacetan, dan kegiatan masyarakat. Anda bisa kunjungi Info Kejadian Bandung.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari detik.com
- Gambar Kedua dari opendata.bandung.go.id