Longsor dahsyat di Arjasari menimbun empat rumah dan menyebabkan tiga warga hilang, menimbulkan duka mendalam.

Bencana tanah longsor kembali mengguncang Kabupaten Bandung, meninggalkan duka dan kekhawatiran. Insiden tragis terjadi di Kampung Condong, Desa Wargaluyi, Kecamatan Arjasari, Jumat sore, 5 Desember 2025. Peristiwa ini merenggut tempat tinggal dan menelan korban jiwa, dengan tiga warga masih dalam pencarian intensif.
Temukan berbagai informasi menarik dan bermanfaat untuk menambah wawasan Anda, hanya di Info Kejadian Bandung.
Kronologi Kejadian, Deru Tanah Dari Sinapeul
Tanah longsor yang menerjang pada pukul 16.00 WIB ini berasal dari lereng Gunung Sinapeul. Dengan ketinggian mencapai 80 meter, material longsoran meluncur deras, menimbun empat unit rumah yang berada di bawahnya. Kejadian berlangsung begitu cepat, menyisakan sedikit waktu bagi warga untuk menyelamatkan diri dari ancaman alam yang tiba-tiba datang.
Longsor ini berdampak langsung pada lima keluarga yang tinggal di area tersebut, mengubah kehidupan mereka dalam sekejap. Saksi mata menceritakan bagaimana suara gemuruh tanah mengiringi momen menegangkan saat permukiman mereka tiba-tiba tertutup oleh longsoran. Banyak yang kehilangan harta benda dan tempat tinggal akibat kekuatan alam yang tak terduga.
Penyebab pasti longsor masih dalam penyelidikan, namun kondisi geografis dan cuaca ekstrem seringkali menjadi faktor pemicu utama. Lereng yang curam, ditambah dengan curah hujan tinggi yang mungkin telah terjadi sebelumnya, diduga menjadi kombinasi fatal yang menyebabkan destabilisasi tanah di Gunung Sinapeul.
Ancaman Longsor Susulan dan Evakuasi Warga
Selain upaya pencarian korban, petugas juga fokus pada evakuasi 100 keluarga yang tinggal di sekitar lokasi longsor. Tindakan ini diambil sebagai langkah antisipasi terhadap potensi longsor susulan yang sangat dikhawatirkan. Kestabilan tanah di area tersebut masih belum dapat dipastikan, sehingga evakuasi menjadi prioritas utama untuk keselamatan warga.
Warga yang dievakuasi diungsikan ke tempat yang lebih aman, jauh dari zona bahaya longsor. Pihak berwenang menyediakan fasilitas penampungan sementara, makanan, dan kebutuhan dasar lainnya untuk para pengungsi. Pendataan dan pemeriksaan kesehatan juga dilakukan untuk memastikan semua warga mendapatkan penanganan yang memadai pasca-bencana.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari petugas. Informasi mengenai kondisi terkini dan langkah-langkah mitigasi terus disosialisasikan kepada warga. Kerjasama antara pemerintah, relawan, dan masyarakat sangat penting untuk menghadapi situasi darurat ini dan mencegah jatuhnya korban lebih lanjut.
Baca Juga: Pemkot Bandung Perketat Pengawasan Kawasan Rawan Hadapi Cuaca Ekstrem
Upaya Penyelamatan Dan Pencarian Korban

Segera setelah kejadian, tim gabungan kepolisian, BPBD, dan relawan bergerak cepat ke lokasi. Kapolsek Pameungpeuk, AKP Asep Dedi, mengonfirmasi satu korban, Ramdan (15), berhasil diselamatkan meski terluka di kepala dan kini dirawat di RS Nambo. Kesigapan petugas menjadi kunci penyelamatan nyawa Ramdan.
Namun, pencarian terhadap tiga korban lain masih terus dilakukan. Aisyah (70), Citra (19), dan Alfa (15) hingga kini belum ditemukan dan diduga masih tertimbun material longsor. Kondisi hujan yang terus-menerus di lokasi kejadian menjadi tantangan besar bagi tim SAR, menghambat upaya evakuasi dan pencarian secara optimal pada saat itu.
Rencana pencarian intensif dijadwalkan akan dilanjutkan pada Sabtu, 6 Desember 2025, pukul 07.00 WIB. Tim SAR bertekad untuk mengerahkan segala sumber daya dan keahlian untuk menemukan ketiga korban yang masih hilang. Doa dan harapan terus mengalir dari seluruh masyarakat agar mereka dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat.
Dampak Dan Kekhawatiran Warga Sekitar
Longsor ini tidak hanya berdampak pada Kampung Condong, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran di desa-desa sekitar, termasuk Desa Bojongmanggu. Banyak warga mulai cemas akan potensi dampak lanjutan, terutama terkait dengan aliran Sungai Cibintinu. Bencana alam ini secara tidak langsung mengubah topografi dan hidrologi di daerah tersebut.
Warga juga mengkhawatirkan kemungkinan jebolnya bendungan alami yang terbentuk akibat material longsor yang menutupi aliran sungai. Fenomena ini dapat memicu banjir bandang yang jauh lebih dahsyat, mengancam keselamatan dan harta benda masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai. Pengawasan ketat terhadap kondisi sungai terus dilakukan.
Meskipun dalam situasi sulit, semangat gotong royong dan kepedulian antarwarga tetap menyala. Bantuan logistik dan dukungan moral terus berdatangan untuk para korban dan keluarga yang terdampak. Peristiwa ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya kesiapsiagaan bencana dan perlunya upaya mitigasi yang berkelanjutan.
Dapatkan update terkini, berita terpercaya, dan informasi pilihan tentang Bandung kami hadirkan setiap hari spesial untuk Anda, hanya di sini Info Kejadian Bandung.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari detik.com
- Gambar Kedua dari jabar.tribunnews.com