Perayaan Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke-215 berlangsung meriah dengan digelarnya pawai kendaraan hias bertema “Sumirat Citylight Carnival – Bandung Menyala”.

Ribuan warga memadati rute pawai yang dimulai dari Balai Kota Bandung hingga Lapangan Tegalega untuk menyaksikan puluhan kendaraan berhias lampu warna-warni dan ornamen kreatif yang menampilkan ikon-ikon khas Kota Bandung.
Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Bandung.
Antusiasme Warga Memecahkan Rekor
Sejak sore hari, kawasan Balai Kota Bandung sudah dipenuhi warga dari berbagai penjuru kota. Banyak keluarga datang lengkap bersama anak-anak, membawa kamera atau ponsel untuk merekam momen spektakuler.
Ketika mobil-mobil berhias mulai melintas, sorak-sorai terdengar di setiap sudut rute. Lampu kendaraan yang memantul di aspal basah akibat hujan sore menambah efek dramatis pawai ini.
Seorang warga bernama Dian mengatakan bahwa anaknya sangat senang melihat kendaraan hias yang dihiasi replika gedung bersejarah sambil berseru “Bandung keren pisan”.
Kolaborasi Dalam Setiap Mobil Hias
Setiap kendaraan hias yang tampil dalam pawai HJKB ke-215 merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah, komunitas kreatif, dan pelaku usaha lokal.
Beragam instansi, mulai dari dinas-dinas di lingkungan Pemerintah Kota Bandung hingga perwakilan kecamatan dan BUMD, bekerja sama dengan seniman dan desainer muda untuk menghadirkan mobil hias yang memadukan unsur tradisional dan modern.
Banyak di antaranya menampilkan ikon khas Bandung seperti Gedung Sate, Jalan Asia-Afrika, dan jembatan Pasupati dalam bentuk miniatur yang dihiasi lampu LED berwarna-warni.
Proses pembuatan setiap mobil hias memakan waktu sekitar satu minggu, melibatkan tangan-tangan kreatif warga Bandung yang ingin menampilkan kebanggaan terhadap kotanya.
Baca Juga: Gubernur Jabar Simpan APBD di Giro Paling Aman Meski Bunga Rendah
Makna di Balik Cahaya “Sumirat”

Tema “Sumirat” yang diusung dalam pawai kendaraan hias HJKB ke-215 memiliki arti mendalam bagi Kota Bandung. Dalam bahasa Sunda, “Sumirat” berarti bersinar atau memancarkan cahaya, yang mencerminkan semangat warga Bandung untuk terus bangkit, berinovasi, dan membawa energi positif bagi kotanya.
Cahaya yang menghiasi setiap kendaraan hias bukan sekadar dekorasi, melainkan simbol dari kreativitas, harapan, dan optimisme masyarakat dalam menghadapi tantangan zaman.
Melalui kemeriahan ini, pemerintah ingin menegaskan bahwa Bandung adalah kota yang terus bersinar berkat partisipasi aktif dan kolaborasi warganya.
Selain itu, “Sumirat” juga melambangkan keberagaman dan kebersamaan yang menjadi kekuatan utama Bandung. Setiap cahaya dalam pawai mewakili berbagai lapisan masyarakat dari pemerintah, komunitas seni, pelaku UMKM, hingga warga biasa yang bersama-sama menyalakan semangat cinta kota.
Dengan semangat “Bandung Menyala”, acara ini diharapkan dapat memperkuat identitas Bandung sebagai kota kreatif dan ramah budaya. Sekaligus menjadi pengingat bahwa sinar kemajuan hanya bisa terwujud jika seluruh elemen masyarakat berjalan seiring dan saling mendukung.
Hiburan Pendukung Malam yang Semarak
Di akhir rute, di Lapangan Tegalega, konser musik digelar sebagai penutup acara. Artis seperti GIGI, Pas Band, dan Kuburan tampil di hadapan ribuan penonton.
Kembang api mewarnai langit malam Bandung, menciptakan puncak kemeriahan yang mengesankan. Sementara itu, ratusan pedagang UMKM merasakan dampak positif dari keramaian: banyak dagangan ludes terjual dalam hitungan jam.
Selain hiburan, Pemkot Bandung juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan kenyamanan sepanjang acara agar warga dapat menikmati malam tanpa gangguan.
Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap hanya di INFO KEJADIAN BANDUNG.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari bandung.kompas.com