Posted in

Terminal Cicaheum Disulap Jadi Depo Utama BRT Modern, Bandung Siap

Terminal Cicaheum di Bandung akan dialihfungsikan menjadi depo utama Bus Rapid Transit (BRT) modern, bagian dari proyek transportasi terpadu Bandung Raya.

Terminal Cicaheum Disulap Jadi Depo Utama BRT Modern, Bandung Siap

ransformasi ini bertujuan meningkatkan efisiensi mobilitas, mengurangi kemacetan, dan mendukung transportasi ramah lingkungan. Pemkot Bandung menekankan pentingnya sosialisasi agar warga dan operator transportasi memahami perubahan ini.

Dapatkan update terbaru seputar peristiwa Bandung yang sedang viral, eksklusif yang hanya ada di Info Kejadian Bandung.

Transformasi Cicaheum Menuju Pusat BRT Modern

Pemerintah Kota Bandung mengumumkan bahwa Terminal Cicaheum akan dialihfungsikan menjadi depo utama untuk Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya. Kebijakan ini merupakan bagian dari proyek transportasi massal terintegrasi yang didukung oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam program.

Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, menyebut transformasi itu akan meningkatkan efisiensi mobilitas dan mengurangi emisi karbon. Kami sambut positif program BRT, tapi perlu kejelasan transisi agar tidak timbul keresahan sosial, ujarnya usai rapat di Balai Kota, Kamis (11/12).

Terminal Cicaheum yang selama puluhan tahun menjadi simpul transportasi Antarkota Dalam Provinsi (AKDP) akan mengalami renovasi total menjadi depo penyimpanan, perawatan, dan pengisian daya BRT listrik. Sejumlah rute lama akan direlokasi sementara ke Terminal Leuwipanjang dan Gedebage.

Pemkot Tekankan Sosialisasi, Warga Diminta Tidak Terkagetkan

Pemkot Bandung meminta Kemenhub segera turun tangan melakukan sosialisasi masif kepada masyarakat dan operator transportasi. Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Didi Ruswandi, menegaskan pentingnya komunikasi dua arah agar publik memahami manfaat jangka panjang dari proyek BRT Bandung Raya.

Selama ini, isu pengalihan fungsi Terminal Cicaheum hanya beredar lewat kabar informal di lapangan. Akibatnya, puluhan sopir dan pedagang mulai gelisah. Kami cuma dengar katanya terminal mau diubah. Kami takut nanti kehilangan tempat kerja, ujar Ikin, sopir angkot trayek Cicadas Arcamanik, saat ditemui di lokasi.

Kemenhub dikabarkan akan mulai pembangunan fisik pada awal 2026. Meski begitu, hingga kini belum ada jadwal resmi sosialisasi langsung kepada komunitas pengguna terminal. Kondisi ini membuat DPRD Kota Bandung ikut mendesak agar pemerintah pusat segera hadir menjelaskan peta jalan proyek secara transparan.

Baca Juga: Viral! Warung Mie Babi di Bandung, Penjualnya Pakai Atribut Muslim

Integrasi Transportasi dan Infrastruktur Dorong Bandung

Integrasi Transportasi dan Infrastruktur Dorong Bandung

 

Proyek BRT Bandung Raya diproyeksikan menjadi tulang punggung sistem transportasi modern di kawasan metropolitan Bandung. Jalur BRT akan menghubungkan Cimahi, Bandung, dan Kabupaten Bandung melalui koridor utama yang terintegrasi dengan LRT dan feeder bus listrik. Terminal Cicaheum akan berperan strategis sebagai depo utama yang menampung hingga 120 unit bus.

Menurut rencana, fasilitas di terminal akan dilengkapi bengkel listrik ramah lingkungan, stasiun pengisian daya cepat, serta sistem parkir cerdas berbasis digital. Selain itu, area sekitar terminal juga akan ditata ulang dengan konsep transit-oriented development (TOD) agar lebih ramah pejalan kaki dan pesepeda.

Namun, sejumlah pakar tata kota menilai, pembangunan depo di Cicaheum harus diimbangi dengan analisis lingkungan mendalam. Area tersebut tergolong padat dan sering terdampak kemacetan. Tanpa manajemen lalu lintas baru, Cicaheum justru bisa jadi bottleneck baru, ujar pengamat transportasi ITB, Dwi Suryana.

Antara Peluang dan Tantangan Imbas Sosial

Masyarakat sekitar terminal kini dihadapkan pada dilema di satu sisi, pembangunan BRT membawa harapan kemajuan, namun di sisi lain menimbulkan kecemasan terhadap kehilangan penghasilan. Ratusan pedagang kecil dan pengemudi angkot menggantungkan hidupnya pada terminal ini selama puluhan tahun.

Pemkot Bandung berencana membuat skema kompensasi berupa pelatihan kerja dan pemberian izin usaha mikro bagi pelaku usaha terdampak. Selain itu, para sopir angkot akan diprioritaskan menjadi pengemudi BRT dengan pelatihan dan sertifikasi resmi. Program ini diharapkan mampu mengurangi gejolak sosial selama masa transisi.

Tetap ikuti update berita terbaru seputar berbagai kejadian di Bandung yang menarik hanya ada di Info Kejadian Bandung.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari bandung.kompas.com
  2. Gambar Kedua dari bandunghariini.com