Kota Bandung menjadi sorotan publik se-Jawa Barat setelah mencatat rekor sebagai kota dengan jumlah kasus HIV/AIDS terbanyak di provinsi ini.

Lonjakan kasus yang signifikan memicu keprihatinan berbagai pihak, dari pemerintah daerah hingga komunitas kesehatan. Dibawah ini Info Kejadian Bandung akan memberikan ulasan lengkap mengenai fenomena HIV di Bandung, yuk simak lebih lanjut!
Kota Dengan Kasus HIV Tertinggi di Jawa Barat
Dalam lima tahun terakhir, Bandung menempati peringkat teratas di Jawa Barat sebagai kota dengan kasus HIV terbanyak. Berdasarkan data hingga Januari 2025, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung mencatat 9.784 kasus positif HIV, dengan laju pertumbuhan mencapai 20–30 persen setiap tahun.
Angka tersebut merupakan yang tertinggi di Jawa Barat dan bahkan melampaui wilayah metropolitan lain seperti Bekasi dan Bogor.
Statistik Pertumbuhan dan Grup Usia Terbanyak
Pertumbuhan kasus HIV di Bandung termasuk paling pesat di Indonesia. Mayoritas pengidap berasal dari kelompok usia produktif, yaitu 20–50 tahun. Data Dinas Kesehatan Kota Bandung menunjukkan, tahun 2024 saja, 31 kasus baru ditemukan dan kelompok umur 20–39 tahun mendominasi statistik penderita.
Penularan melalui hubungan seksual dengan risiko tinggi menjadi penyebab utama, disusul penggunaan jarum suntik tidak steril dan penularan ibu ke anak.
Penyebab Lonjakan Kasus
Lonjakan kasus bukan semata-mata akibat peningkatan penularan, melainkan karena skrining dan pemeriksaan HIV yang kini dilakukan secara masif di hampir semua layanan kesehatan Kota Bandung. Hal ini menghasilkan deteksi lebih dini dan luas.
Namun, perilaku seksual berisiko, khususnya pada kelompok Lelaki Seks Lelaki (LSL) dan para pengguna narkotika suntik, juga masih mendominasi penularan, diikuti kondisi mobilitas sosial yang tinggi di kota besar.
Baca Juga: Manajemen Baru Bandung Zoo: 3 Bulan Kelola, Setor Rp 1 Miliar ke Pemkot
Stigma Sosial dan Fenomena Gunung Es

Meningkatnya temuan kasus HIV tidak lepas dari tantangan stigma sosial yang masih menyelimuti masyarakat. Banyak penyintas HIV enggan melakukan pemeriksaan atau pengobatan karena takut dikucilkan, sehingga fenomena “gunung es” terjadi.
Jumlah kasus nyata diprediksi jauh lebih tinggi dari data resmi karena banyak orang belum terdeteksi secara medis. Anak-anak dan kelompok muda pun tak luput dari diskriminasi jika positif HIV.
Upaya Pemerintah Daerah dan Stakeholder
Dinas Kesehatan Kota Bandung aktif melakukan edukasi perilaku sehat, skrining massal di fasilitas kesehatan, dan promosi pemeriksaan dini demi menahan laju penularan. Klinik seperti Klinik Teratai RSHS serta kolaborasi dengan komunitas AIDS dewan lokal menjadi ujung tombak upaya tanggap darurat HIV.
Selain pengobatan antiretroviral (ARV), fokus diberikan pada penanganan kelompok risiko tinggi dan perluasan layanan tes di puskesmas dan rumah sakit.
Harapan dan Edukasi Untuk Masa Depan
Peningkatan kasus HIV di Kota Bandung adalah alarm penting bagi masyarakat agar memperkuat perilaku hidup sehat, tidak menghakimi penyintas, serta aktif mengikuti pemeriksaan rutin, terutama bagi mereka dengan perilaku berisiko.
Edukasi berkelanjutan, kampanye kesehatan seksual, dan pengurangan stigma menjadi harapan agar kasus baru dapat ditekan dan kualitas hidup penyintas HIV tetap terjaga.
Kesimpulan
Bandung saat ini menjadi kota dengan kasus HIV terbanyak di Jawa Barat, dengan pertumbuhan kasus yang cukup tinggi setiap tahun. Penyebab utamanya adalah peningkatan skrining, perilaku seksual berisiko, serta urbanisasi yang tinggi. Meskipun demikian, kolaborasi antara pemerintah, fasilitas kesehatan, dan komunitas terus dioptimalkan untuk mencegah penularan dan mengatasi stigma.
Partisipasi aktif dan edukasi masyarakat jadi kunci utama memutus rantai penyebaran HIV di Kota Bandung ke depannya. Untuk update terbaru dan informasi lengkap seputar berbagai kejadian di Bandung, seperti bencana alam, kemacetan, dan kegiatan masyarakat, anda bisa kunjungi Info Kejadian Bandung.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari regional.kompas.com
- Gambar Kedua dari rumahcemara.or.id